Pondasi Rumah Tingkat Dan Perhitungan RAB

Posted on


Pondasi Rumah 2 Lantai Dan Perhitungan RAB – Setiap orang sudah pasti ingin memiliki rumah impian. Banyak diantara mereka yang ingin membangun rumah 2 lantai berukuran besar. Jika Anda juga tertarik untuk membangun rumah bertingkat, maka hal pertama yang harus diperhatikan adalah masalah pondasi.



Dalam pembuatan pondasi rumah memang harus sesuai dengan perencanaan yang matang. Pondasi yang dibuat secara asal-asalan tentu juga akan memberikan dampak jangka panjang pada hunian rumah. Seperti misalnya tembok rumah yang mudah mengalami keretakan dan lebih parahnya lagi bisa membuat bangunan menjadi amblas.

Maka dari itu, pada kesempatan kali ini kami akan menjelaskan bagaimana cara membuat pondasi rumah tingkat secara lengkap beserta contoh perhitungan RAB-nya. Lebih jelasnya, silahkan simak pembahasan berikut ini.

Baca juga: Cara Menghitung Volume Pondasi

Jenis-Jenis Pondasi

Sebelumnya perlu diketahui bahwa sebuah bangunan tidak akan mampu bertahan lama tanpa dukungan dari pondasi yang kuat dan kokoh, apalagi jika bangunan tersebut merupakan rumah tingkat.

Pondasi dalam hal ini memiliki fungsi utama sebagai struktur yang dapat menopang berdirinya suatu bangunan. Jika pondasi rumah rapuh, maka dapat dipastikan rumah akan mudah rusak. Ada banyak sekali jenis pondasi yang bisa dipilih, namun yang paling umum digunakan adalah pondasi batu kali dan pondasi cakar ayam (footplat).

  1. Pondasi Batu Kali

Pondasi batu kali adalah salah satu jenis pondasi yang biasa digunakan dalam pembuatan suatu bangunan, terutama untuk bangunan rumah 1 lantai. Disebut sebagai batu kali ini karena pondasi ini menggunakan batu kali sebagai material utamanya. Sebelum digunakan batu-batu kali harus dipecah-belah terlebih dahulu untuk mendapatkan ukuran yang lebih kecil dan memiliki sudut-sudut yang tajam. Sehingga batu-batu ini nantinya bisa terpasang dengan baik, susunannya menjadi rapat, dan bisa menyatu secara kuat.

Dalam pembuatan pondasi, batu kali yang digunakan setidaknya memiliki ukuran sekitar 10 sampai 30 cm. Jangan sampai Anda menggunakan batu kali dengan ukuran yang terlalu besar karena dapat menimbulkan celah-celah yang luas di antara susunannya. Hal inilah yang bisa membuat kekuatan pondasi menjadi melemah. Batu-batu kali kemudian disusun sedemikian rupa sampai membentuk sebuah pondasi yang memiliki ketebalan bawah 40 sampai 60 cm dan pada bagian atas mencapai 30 cm. Sedangkan untuk bahan perekatnya biasa menggunakan campuran antara pasir dengan semen.

Penentuan model pondasi batu kali bisa disesuaikan dengan kondisi tanah di area proyek. Kedalaman pondasinya juga harus sesuai dengan karakteristik tanah di tempat itu sendiri. Jika proses pembangunan dilakukan di tempat yang kontur tanahnya data dengan struktur tanah padat maka pondasi batu kali harus dibuat dengan kedalaman sekitar 60 cm. Namun jika kondisi tanahnya masih labil, lunak, atau kurang stabil, maka kedalamannya bisa diperdalam lagi sampai mencapai 150 cm.

  1. Pondasi Cakar Ayam (Foot Plat)

Pondasi cakar ayam atau yang biasa disebut dengan foot plat merupakan salah satu jenis pondasi yang biasa digunakan dalam pembangunan rumah bertingkat, terutama rumah dua lantai. Dinamakan dengan cakar ayam karena jenis pondasi yang satu ini memiliki bentuk seperti kaki ayam. Pondasi cakar ayam memanfaatkan beton bertulang yang dibentuk sedemikian rupa seperti kaki ayam sebagi struktur utamanya. Kaki-kaki ayam tersebut kemudian ditempatkan di setiap sudut bangunan yang memiliki kedalaman sekitar 60 sampai 300 cm. Kaki-kaki ayam tersebut memiliki fungsi sebagai pijakan khusus untuk struktur kolom.

Untuk menghubungkan antara satu titik pondasi cakar ayam dengan titik lain biasanya dilakukan dengan dengan menggunakan besi kolom yang memiliki ukuran mulai dari 8 mm, 10 mm, 12 mm, atau 15 (sesuai kebutuhan dan perencanaan). Sedangkan untuk masalah ketebalan pondasinya adalah sekitar 10 sampai 15 cm. Sehingga memberikan hasil sebuah pondasi yang terikat dengan sempurna. Dengan demikian maka posisi bangunan akan selalu stabil dan tidak bisa dipengaruhi oleh tanah. Sementara untuk kolom-kolom besi nantinya berfungsi sebagai penyangga dari dinding batu bata.

Baca juga: Metode Pelaksanaan Pondasi Batu Kali

Pondasi dan Daya Dukung Tanah

Jika sudah mengetahui jenis pondasi yang umum digunakan, hal lain yang juga penting untuk diperhatikan adalah kondisi tanah yang ingin digunakan untuk mendirikan bangunan. Dengan mengetahui kondisi tanah maka Anda bisa menentukan jenis pondasi apa yang sesuai dengan bangunan rumah yang ingin dibangun:

  • Jika kondisi tanah yang ingin digunakan sudah cukup keras dan hanya ingin membangun rumah satu lantai, maka sangat disarankan untuk memilih pondasi batu kali.
  • Jika kondisi tanah sudah cukup kuat, keras dan Anda ingin membangun rumah dua lantai maka Anda bisa menggunakan gabungan pondasi batu kali dan tambahan footplat di setiap struktur utamanya.
  • Jika kondisi tanah yang digunakan sangat lembek, labil, bekas urugan, dan terletak di lahan miring, Anda bisa melakukan konsultasi terlebih dahulu dengan ahli struktur untuk dapat menentukan jenis pondasi yang tepat. Pasalnya ini sangat beresiko dan kurang tepat jika hanya mengandalkan pengetahuan tukang bangunan.

Cara Membuat Pondasi Rumah 2 Lantai

Seperti yang sudah disinggung sebelumnya bahwa dalam pembuatan pondasi yang kuat membutuhkan perencanaan yang tepat, karena peran pondasi bisa dibilang sangat penting bagu suatu bangunan. Berikut ini adalah cara membuat pondasi rumah 2 lantai yang kokoh dan kuat:

  • Anda harus pastikan bahwa kedalaman galian pondasi cukup untuk menopang beban bangunan yang ada di atasnya.
  • Jika Anda memilih pondasi batu kali, perbandingan yang digunakan adalah 1 : 5 untuk campuran semen dan pasir. Jangan lupa untuk menyiapkan stek besi pada pondasi kali yang nantinya akan dikaitkan dengan besi sloof.
  • Namun jika lebih memilih pondasi cakar ayam (footplat), Anda bisa menggunakan besi 12 mm sebagai tulangnya.
  • Perhatikan masalah mutu beton, yang dimana harus menggunakan mutu kisaran K225. Sedangkan untuk adukan bahan semen, pasir, dan kerikil biasanya adalah 1 : 2 : 3.
  • Pastikan bahwa struktur besi atau tulangannya sudah menyatu dengan tulangan kolom struktur sampai ke bagian atas bangunan supaya kekuatan pondasi lebih terjamin.

Baca juga: Detail Pondasi Rumah Untuk 2 Lantai

Cara Membuat Pondasi Rumah Tingkat yang Tahan Gempa

  1. Membangun di Tanah yang Keras

Kondisi tanah menjadi hal penting yang harus diperhatikan untuk menentukan jenis pondasi dan struktur bangunan. Usahakan untuk membangun rumah dengan kondisi tanah yang kuat dan stabil supaya tahan terhadap gempa.

Sudah kami jelaskan bahwa untuk membangun pondasi yang lebih kuat, Anda bisa menggunakan campuran antara pondasi batu kali dan cakar ayam. Meskipun demikian, dalam pembuatan pondasi rumah 2 lantai sebenarnya tidak harus menggunakan batu kali jika perencaan strukturnya sudah matang.

  1. Kedalaman Cukup

Pondasi rumah anti gempa biasanya menggunakan campuran pondasi batu kali menerus yang disambungkan dengan besi sloof. Anda bisa menggunakan kedalaman sekitar 60 cm untuk pembangunan rumah 2 lantai.

  1. Menggunakan Pondasi Menerus

Untuk membuat pondasi menjadi lebih kokoh dan tahan gempa, Anda juga bisa menggunakan pondasi menerus yang bisa membuat pengaliran beban menjadi merata. Jika hal ini tidak dilakukan maka tembok rumah akan mudah retak.

  1. Menggunakan Balok Pondasi Rumah Tahan Gempa

Jika pembuatan pondasi batu kali sudah selesai dilakukan, langkah berikutnya adalah membuat sloof pengikat dari bahan beton. Sloof tidak hanya digunakan pada pondasi menerus saja, namun juga digunakan pada pondasi setempat untuk membuat rumah menjadi lebih kuat.

Baca juga: Cara Menghitung Dan Metode Pemasangan Bekisting Kolom

Cara Membuat RAB (Rencana Anggaran Biaya) Rumah 2 Lantai

Menghitung Estimasi Biaya Berdasarkan Perkiraan dari Kontraktor

Perhitungan biaya dalam membangun rumah 2 lantai dapat dilakukan dengan mengetahui info perhitungan kasar secara umum. Info ini bisa didapatkan dari berbagai sumber, seperti dari teman ataupun kontraktor yang telah disewa tenaganya. Namun ada juga yang menjelaskan bahwa estimasi RAB harus dihitung sesuai dengan luas bangunan. Adapun rinciannya adalah sebagai berikut:

  • Luas bangunan 100 m2 mencapai sekitar Rp 350 juta sampai dengan Rp 450 juta
  • Luas bangunan 100 m2 sampai 300 m2 mencapai sekitar Rp 350 juta hingga Rp 1,2 miliar
  • Luas bangunan 301 m2 mencapai sekitar Rp 1,2 miliar

Estimasi di atas tidak bisa dijadikan sebagai patokan sepenuhnya. Namun yang perlu diingat adalah jika luas tanah yang ingin dibangun semakin luas, maka biaya yang harus dikeluarkan juga akan semakin tinggi.

Jika Anda ingin menggunakan jasa kontraktor dan arsitek rumah, Anda bisa mengkomunikasikan masalah ukuran ataupun rumah 2 lantai yang sesuai dengan kebutuhan dan preferensi.

Menghitung Anggaran Berdasarkan Harga Satuan Material

Saat melakukan perhitungan sesuai dengan rekomendasi orang lain, Anda juga bisa melakukan perhitungan dengan harga satuan. Perhitungan ini bukan hanya sekedar estimasi, namun juga sesuai kebutuhan material bangunan rumah.

Berikut ini adalah tahapan dan rinciannya secara lengkap:

  • Perhitungan berbagai bahan bangunan yang ingin digunakan
  • Perhitungan upah kerja yang ingin digunakan
  • Perhitungan rincian material yang diperlukan sesuai dengan luas bangunan yang ingin dibangun
  • Pembuatan alur kerja pembangunan rumah 2 lantai
  • Pembuatan perhitungan jumlah harga bangunan secara keseluruhan

Jika sudah menerima data dan melakukan perhitungan sesuai dengan kriteria di atas, maka tahap berikutnya adalah membuat rincian pekerjaan. Mulai dari bagian yang paling bawah sampai atas seperti struktur, pondasi, dinding, lantai 1, lantai 2, rangka atap, intalasi air, listrik, plafon, dan lainnya.

Setelah mengetahui harga satuannya maka tinggal Anda kalikan dengan jumlah material yang diperlukan untuk membangun rumah. Dengan begitu maka Anda bisa mendapatkan anggaran atau referensi dalam memperkirakan budget yang perlu dikeluarkan.

Membuat Perhitungan Kasar dari Harga Per Meter Persegi Bangunan

Selain menggunakan kedua metode di atas, cara lain yang bisa Anda coba adalah melakukan perhitungan kasar dari harga per meter ketika membangun rumah. Seperti misalnya, anggaran yang Anda butuhkan dalam pembangunan rumah adalah sekitar Rp 6 juta per m2. Kemudian Anda membangun rumah tipe 54 dengan ukuran 54 m2 untuk lantai 1, dan 43 m2 untuk lantai 2. Jadi total luas bangunannya adalah 97 m2.

Luas bangunan yang didapat bisa langsung dikalikan dengan Rp 6 juta, dimana hasilnya adalah Rp 582 juta. Hasil perhitungan ini merupakan estimasi biaya yang harus dikeluarkan dalam membangun sebuah rumah. Anda juga bisa menambahkan biaya lain jika dibutuhkan seperti biaya overtime ataupun dana darurat. Jika rumah yang ingin dibangun ukurannya lebih kecil, maka sudah pasti biaya yang harus dikeluarkan juga akan lebih murah.

Contoh Simulasi RAB (Rencana Anggaran Biaya)

Setelah mengetahui beberapa jenis perhitungan dalam pembangunan rumah, selanjutnya kami akan memberikan contoh RAB (Rencana Anggaran Biaya) secara lebih lengkap dan jelas.Berikut ini adalah contoh RAB sederhana yang bisa membantu Anda untuk mengetahui estimasi bangunan rumah 2 lantai.

Uraian pekerjaan 

Persiapan pekerjaan

1. Pengukuran dan pemasangan bouwplank kayu: Rp  645.000

– Papan cor: Rp115.000

– Kaso: Rp150.000

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *