Cara Menghitung Kebutuhan Bekisting Yang Benar

Posted on


Cara Menghitung Kebutuhan Bekisting Yang Benar – Pada kesempatan kali ini kami akan menjelaskan bagaimana cara menghitung kebutuhan bekisting triplek.  Caranya bisa dibilang sangat sederhana dan bisa dihitung secara cepat. Hal ini karena Anda hanya perlu mengetahui berapa luasan bidang yang ingin dipasang bekisting dan berapa luasan satu lembar triplek.



Jenis material yang satu ini memang banyak digunakan dalam proyek konstruksi bangunan khususnya yang masih menggunakan sistem bekisting konvesional. Silahkan langsung saja simak ulasan selengkapnya di bawah ini.

Baca juga: Cara Membuat Bekisting Tangga

Cara Menghitung Menghitung Kebutuhan Triplek

Berikut adalah penjelasan tentang cara menghitung kebutuhan pekerjaan bekisting menggunakan tripek  satu persatu, menggunakan contoh angka untuk mempermudah dalam pemahaman:

  1. Menghitung Kebutuhan Bekisting Triplek untuk Plat Lantai

Plat lantai atau ploor plate adalah struktur bangunan yang tidak berada di atas tanah secara langsung. Ini berarti bahwa plat lantai merupakan lantai yang berada di tingkat dua, tingkat tiga, tingkat empat, dan seterusnya. Dalam proses pembuatannya, struktur ini biasa dibingkai oleh balok beton yang kemudian ditahan oleh kolom-kolom bangunan.

Contoh:

Sebagai contoh, Anda ingin membuat plat beton bertulang dengan ukuran 4 m x 6 m, maka luas lantai yang ingin dicor adalah 24 m2. Anda menggunakan triplek berukuran 1,22 m x 2,4 m maka untuk luas satu tripleknya yaitu 2,9768 m2. Sehingga jumlah triplek yang dibutuhkan adalah 24 m2 : 2,9768 m2 = 8,06 lembar. Untuk plat lantai Anda bisa menggunakan material triplek yang memiliki ketebalan.

  1. Menghitung Kebutuhan Triplek untuk Bekisting Balok

Balok merupakan struktur utama pada suatu gedung. Pada bangunan yang tertentu struktur balok biasanya dibuat ekspos sehingga membutuhkan material bekisting secara khusus. Perlu diketahui bahwa hal penting yang harus diperhatikan dalam pembuatan balok adalah titik temu antara ujung akhir balok dengan kolom. Permukaan balok pada bagian ujungnya harus menyatu (monolit) dengan kolom khusunya pada bidang persentuhan kedua komponen itu sendiri.

Contoh:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *