Pengertian Dan Contoh MSDS Di Bidang Industri

Posted on


Dalam keputusan tersebut sudah dijelaskan bahwa bahan kimia B3 merupakan bahan kimia berupa tunggal atau campuran yang disesuaikan dengan sifat kimia (fisika) dan toksikologi yang bisa membahayakan tenaga kerja, instalasi, dan lingkungan. Sehingga dibutuhkan MSDS untuk menjamin keamanan para tenaga kerja yang berhubungan secara langsung dengan berbagai bahan kimia tersebut.



Baca juga: Harga Saluran U Ditch Beton

Isi MSDS (Material Safety Data Sheet)

Isi dari MSDS pada dasarnya adalah informasi mengenai bahan kimia yang meliputi sifat fisika, kimia, jenis bahaya yang bisa ditimbulkan, masalah penanganan, tindakan yang diambil saat dalam keadaan darurat, pembuangan, dan berbagai informasi lain yang dibutuhkan.

Sedangkan informasi umum yang ada dalam sebuah MSD (Material Safety Data Sheet) adalah sebagai berikut:

  • Identitas mengenai seluruh bahan yang ada di dalamnya kurang dari 1%, dimana bahan ini bisa memberikan dampak yang bahaya bagi kesehatan atau bisa melepaskan bahan berbahaya yang lebih dari NAB (Nilai Ambang Batas) yang sudah ditentukan.
  • Dampak buruk bagi kesehatan yang meliputi tanda-tanda atau gejala jika terpapar.
  • Kondisi medis apabila terpapar.
  • Tempat masuknya bahan yang berbahaya ke dalam tubuh atau Route of Entry.
  • Bisa menimbulkan bahaya kanker
  • Sifat fisik dan kimia.
  • NAB (Nilai Ambang Batas) atau batas pajanan.
  • Peringatan mengenai bahaya.
  • Prosedur pembersihan.
  • Pemberian pertolongan pertama atau darurat.

Sedangkan untuk masalah isi MSDS sendiri bisa dibilang terhitung secara rinci dan banyak. Sehingga dibutuhkan penjelasan lebih detail dan banyak supaya mendapatkan sistem keamanan yang baik untuk menangani berbagai zat kimia tersebut.

Ada delapan poin penting harus ada untuk memberikan penjelasan secara rinci dan tepat dari berbagi zat kimia yang digunanan. Delapan poin tersebut adalah sebagai berikut:

  1. Mengidentifikasi bahan atau Material Identification
  2. Komposisi bahan yang berbahaya atau Hazardous Ingredients
  3. Sifat fisika dan kimia atau Physical and Chemical Charateristics
  4. Data potensi bahaya kebakaran dan ledakan atau Fire and Explosion Hazard Data
  5. Data potensi bahaya terhadap kesehatan atau Health Hazard Data
  6. Data reaktifitas atau Reactivity Data
  7. Prosedur untuk safety penanganan, tumpahan, kebocoran dan pembuangan limbah atau Precaution for Safety Handling and Use
  8. Tindakan pengendalian yang dilakukan untuk dapat mengurangi bahaya atau Control Measures

Baca juga: Desain Konstruksi Rumah Sarang Walet

Semua poin tersebut pastinya harus dipenuhi supaya industri selalu dalam kondisi aman dan keselamatan para pekerja terjamin. Untuk masalah format, Lembar Data Keselamatan diharuskan untuk mengikuti sistem harmonisasi global atau Global Harmonize System seperti yang sudah diterapkan melalui Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 87 tahun 2009. Adapun format dari Lembar Data Keselaman Bahan (LDKB) adalah sebagai berikut:

1. Identifikasi Bahan Kimia

Melakukan indentifikasi mengenai nama bahan, nama perusahaan yang memproduksi, termasuk alamat produksi, sertifikasi dan deskripsi singkat dari pembentuk baha kmia yang diedarkan, sampai larangan, dan lain sebagainya. Penting sekali untuk mengetahui hal ini demi menjamin masalah keamanan.

2. Identifikasi Sifat Bahaya

  • Semua bahan yang ada di dalamnya harus terurai berupa persentase, sehingga pembeli nantinya dapat memahami takaran yang umum.
  • Pictogram berdasarkan GHS atau Globally Harmonized System.
  • Warning dan batasan dalam pemakaian juga harus diperhatikan.

3. Komposisi Informasi dari Semua Bahan

  • Sifat kimia seperti nama zat dan campuran zat harus memiliki keterangan SAS (Chemical Abstract Service). Nama umum, sinonim, dan juga nama pasar.
  • Zat yang memiliki kandungan kotran aditif yang dimana bisa menjadi zat berbahaya juga harus diberikan keterangan.
  • Berlaku juga untuk campuran, harus mencantumkan konsentrasi dengan persentasi secara tepat untuk semua bahan yang dijelaskan. Dalam hal ini juga termasuk variasi, kisaran konstentrasi dan batch produksi untuk produksi yang sudah dilakukan.

4. Tindakan Pertolongan Pertama

  • Memberikan instruksi mengenai pertolongan pertama jika mengalami kecelakaan dalam penggunaan ataupun saat proses pencampuran.
  • Memberikan penjelasan secara lengkap mengenai gejala yang bisa dialami, baik itu gejala ringan, gejala panjang ataupun efek tertunda yang bisa muncul kapan saja.
  • Langkah medis yang harus diambil dan perawatan yang dibutuhkan.

5. Tindakan Dalam Menangani Kebakaran

  • Merekomendasikan alat kebakaran yang harus diguakan sebagai bentuk perlindungan.
  • Alat pelindung yag harus digunakan oleh para petugas saat melakukan pertolongan.
  • Langkah yang harus diambil dan dijauhi saat terjadi kebakaran kimia seperti asap berbahaya.

Gambar Ilustrasi Asap Berbahaya

6. Tindakan Dalam Mengatasi Kebocoran

  • Memberikan peringatan terhadap penanganan seperti penumpahan dalam skala besar ataupun kecil yang harus dikomunikasikan dengan para pekerja.
  • Melakukan upaya agar zat atau campuran tidak terkena kulit, mata, ataupu baju.
  • Melakukan prosedur gawat darurat
  • Melakukan prosedur pembersihan dan detail supaya zat tidak bereaksi lagi.

Penanganan darurat terhadap kebocoran kimia yang sesuai degan MSDS

7. Penanganan dan Penyimpanan

  • Persyaratan spesifik untuk tempat penyimpanan dan memberikan penanganan secara khusus jika terjadi masalah.

8. Pengendalian Pajanan (Perlindungan Personal)

  • Properti dan kelengkapan material pelindung fisik yang harus digunakan supaya terhindar dari bahaya zat dan campuran.

9. Properti Fisik dan Kimia

Menjelasakan kondisi fisik seperti tampila baik itu dari segi warna, bau, dan lain sebagainya. Kondisi kimia juga harus diperhatikan seperti msalah flammability, exploisivie limits, bau, tekanan uap, kepadatan uap, batas bau, suhu, kepadatan uap, tingkat keasaman dan basa, kepadatan relative, konidisi penguapan, koefisien partisi dan viskositas.

10. Stabilitas dan Reaktivitas

Mempertimbangkan masalah stabilitas dan reaktivitas dari zat maupun penempatan dan kondisi yang diberikan.

Baca juga: Cara Membuat Time Schedule Proyek Konstruksi

11. Informasi Toksikologis

Gejala atau bahaya apapun yang diakibatkan kelalaian harus dicantumkan. Selain itu, penanganan yang wajib diambil juga harus ditulis.

12. Informasi Ekologi

Mencantumkan peringatan yang bisa saja terjadi ketika suatu zat atau campuran dilepaskan ke lingkungan khususya dalam jumlah bayak. Mencantumka resiko dan penanganan yang perlu dilakukan secara detail.

13. Membuang Limbah

Menjelaskan mengenai kondisi kontainer, tempat pembuangan, dampak yang terjadi pada lingkungan, prosedur dalam pembuangan, dan kemungkinan komponen yang terurai.

14. Informasi Mengenai Transportasi (PBB, No, PBB sampai Panduan dalam Mengirim Zat Kimia dalam Jumlah Banyak)

Menyertakan masalah kelengkapan PBB, angkutan, kelompok kemasan sampai dengan perlakuan dan suhu yang harus disediakan.

15.  Informasi Mengenai Regulasi

Memberikan informasi mengenai peraturan yang telah ditetapkan oleh Pemerintah dan Lembaga Sertifikasi, peratura industri sampai dengan lembaga Internasional yang dibutuhkan oleh suatu elemen.

16. Informasi yang Lainnya

  • Memperhatikan masalah tanggal pembuatan MSDS dan jangka waktunya secara tepat.
  • Menyantumkan masalah bahaya yang bisa saja ditimbulkan dan bagaimana cara mengatasinya jika pemakaian zat pada campuran telah melebihi waktu yang sudah ditentukan seperti reaksi negatif maupun positifnya.

Contoh logo kimia berbahaya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *