Cara Menghitung Volume Galian Dan Timbunan Jalan

Posted on


3. Mengukur ketinggian seluruh bagian permukaan tanah yang sudah ditandai dengan patok kayu (ada 20 titik, berdasarkan jumlah patok kayu), dengan menggunakan alat Theodolit atau Water-Pas bersama dengan rambu ukur.



4. Pengambilan data di lapangan sudah selesai dilakukan sehingga bisa dilakukan dengan menghitung volume timbunannya di kantor.

Baca juga: Metode Pelaksanaan Penyiapan Badan Jalan

Menghitung Volume Timbunan

1. Berdasarkan data pengukuran yang dilakukan di lapangan maka diperoleh 20 titik data tinggi permukaan tanah. Diketahui juga lokasi titk permukaan tanah paling tinggi. Sehingga bisa dinaikkan 0,5 m dari titik permukaan tanah paling tinggi tersebut, seperti garis putus-putus pada gambar 5 berikut ini. Garis putus-putus berikut ini merupakan elevasi rencana timbunan.

2. Selanjutnya adalah menghitung ketinggian 19 titik yang lainnya sesuai dengan garis elevasi rencana timbunan. Lalu buat gambar dari hasil data ukur secara lengkap, seperti pada gambar 5 berikut ini.
(Gambar 5: Data Tinggi Tanah hasil Pengukuran di Lapangan)

3. Gambar 5 di atas jika disederhanakan maka bentuknya akan seperti gambar 6 berikut ini. Sehingga terbentuk bidang A1, A2, A3, dan A4 (dengan bentuk polygon tertutup). Ini adalah hasil dari cross section melintang (potongan area secara melintang). Bagian yang diarsir merupakan daerah rencana timbunan.

(Gambar 6: Hasil dari Cross Section Melintang)

4. Sesuai dengan kondisi seperti pada gambar 6 diatas, maka rumus yang digunakan untuk menghitung volume timbunannya adalah sebagai berikut:

Keterangan:
V    =  Volume Timbunan, diatas Permukaan Kontur Tanah (m3)
A1  =  Luas Penampang bidang 1 (m2)
A2  =  Luas Penampang bidang 2 (m2)
A3  =  Luas Penampang bidang 3 (m2)
A4  =  Luas Penampang bidang 4 (m2)
L1  =  Jarak antara A1 dan A2 (m)
L2  =  Jarak antara A2 dan A3 (m)
L3  =  Jarak antara A3 dan A4 (m)

Baca juga: Metode Pelaksanaan Patching Jalan (Penambalan)

5. Kemudian menghitung luas A1, A2, A3, dan A4 sesuai dengan data yang ada. Silahkan lihat pada gambar 7 berikut ini. Seluruh bidang A1, A2, A3, dan A4 (bagian yang diarsir) bentuknya merupakan polygon tertutup.

Ada dua cara yang bisa digunakan untuk menghitung luas polygon tertutup, yaitu:

  1. Menggunakan Cara Koordinat.
  2. Menggunakan Cara Trapezoidal’s Rule.

(Gambar 7)

6. Bentuk gambar polygon-nya adalah trapesium dan nilai ukuran yang tercantum juga merupakan ukuran trapesium (bukan termasuk titik koordinat) maka akan jauh lebih efisien jika perhitungan luas bidang A1 dilakukan dengan Cara Trapezoidal’s Rule.

(Gambar 8: Bidang A1, dimana A1 = a1+b1+c1+d1)

Luas A1  =  Luas a1 + Luas b1 + Luas c1 + Luas d1
Luas A1  =  ((0,7+0,6)/2 x 20) + ((0,6+0,5)/2 x 20) + ((0,5+0,5)/2 x 20) + ((0,5+0,6)/2 x 20)
Luas A1  =  (0,65 x 20) + (0,55 x 20) + (0,5 x 20) + (0,55 x 20)
Luas A1  =  13 + 11 + 10 + 11
Luas A1  =  45 m2 (meter-persegi)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *