Urutan Proses Serah Terima Proyek Konstruksi, Mulai dari PHO Hingga Ke FHO
--
UDBangunan - Dalam setiap proyek konstruksi, keberhasilan pelaksanaan tidak hanya ditentukan oleh selesainya pekerjaan secara fisik, tetapi juga oleh proses serah terima secara formal dan terstruktur.
Proses serah terima ini dikenal dengan istilah Provisional Hand Over (PHO) dan Final Hand Over (FHO).
Keduanya merupakan tahapan penting yang memastikan bahwa pekerjaan yang telah diselesaikan telah memenuhi standar kualitas yang telah ditetapkan, serta penyedia jasa telah melaksanakan kewajiban pemeliharaan dan perbaikan sebelum pekerjaan dianggap benar-benar selesai.
Baca juga: Susunan Struktur Organisasi Proyek Konstruksi dan Tugas Setiap Divisi
PHO dan FHO menjadi acuan dalam pengendalian proyek, terutama untuk memastikan bahwa hasil pekerjaan sesuai dengan spesifikasi teknis dan kebutuhan pemilik proyek.
Pengertian PHO dan FHO
Provisional Hand Over (PHO) atau serah terima sementara pekerjaan adalah suatu kegiatan dimana seluruh pekerjaan yang telah selesai secara fisik diserahterimakan secara resmi dari penyedia jasa (kontraktor) kepada direksi pekerjaan setelah dilakukan pemeriksaan menyeluruh oleh Panitia Penilai Hasil Pekerjaan.
PHO dilakukan ketika pekerjaan utama dianggap telah selesai 100%, meskipun mungkin masih terdapat beberapa cacat atau kekurangan kecil yang perlu diperbaiki selama masa pemeliharaan.
Pada tahap ini, proyek mulai bertransisi ke tahap operasional atau pemanfaatan, namun penyedia jasa tetap bertanggung jawab untuk melakukan pemeliharaan dan perbaikan jika ditemukan masalah selama masa garansi.
Final Hand Over (FHO) adalah tahap serah terima secara resmi setelah masa garansi berakhir.
Pada tahap ini, penyedia jasa harus sudah menyelesaikan semua kewajibannya, termasuk perbaikan atau peningkatan yang diminta selama masa pemeliharaan.
FHO dilakukan untuk memastikan bahwa semua kekurangan yang ditemukan selama PHO telah diperbaiki sesuai dengan standar yang ditetapkan.
Setelah FHO disahkan, tanggung jawab penuh atas pekerjaan berpindah dari penyedia jasa kepada pemilik proyek, dan proyek dianggap selesai secara keseluruhan tanpa ada kewajiban lebih lanjut yang harus dipenuhi oleh penyedia jasa.
Perbedaan utama antara PHO dan FHO terletak pada waktu dan ruang lingkup tanggung jawab masing-masing pihak.
PHO dilakukan setelah pekerjaan fisik selesai, sedangkan FHO dilakukan setelah masa pemeliharaan.
PHO biasanya diikuti dengan perbaikan atas cacat dan kekurangan yang ditemukan selama masa pemeliharaan, sedangkan FHO menandakan selesainya seluruh kewajiban penyedia jasa, termasuk pemeliharaan dan perbaikan.
Tahapan pelaksanaan PHO dan FHO ditujukan untuk Quality Control dan Quality Assurance/QA-QC manajemen mutu pekerjaan konstruksi.